Sektor Pariwisata

Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi dan daya tarik sangat besar, terutama untuk pengembangan wisata bahari serta didukung oleh wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam. Potensi dan daya tarik wisata tersebut tersebar hampir merata disetiap kecamatan di Kapubaten Maluku Tengah.

JUMLAH DAYA TARIK WISATA MENURUT KECAMATAN
DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Jenis Obyek Wisata

Jumlah rumah makan pada tahun 2022 di Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut:

Kabupaten ini memiliki berbagai Obyek Wisata yang indah, terutama Wisata Alam, Wisata Bahari, Wisata Sejarah, di antaranya adalah:

Pulau Tujuh berlokasi di Desa Pasanea Kecamatan Seram Utara Timur, sesuai namanya terdapat gugusan tujuh pulau kecil di kawasan ini walau kini tersisa enam pulau saja. Pemandangan laut di kawasan pulau tersebut memang terkenal indah, serta terumbu karang yang tumbuh di bawah laut begitu sehat, ada juga anemon yang cukup besar dengan penghuninya si ikan nemo, selain itu terdapat aneka ragam biota laut. Sayangnya Kawasan Wisata yang prospektif ini belum ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang objek wisata yang memadai.

Pulau Pombo merupakan sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni dengan luas kurang lebih 6,9 Ha yang terdiri dari hutan sekunder 3,71 Ha, hutan belukar 0,41 Ha, lahan terbuka 1,73 Ha yang memiliki pasir putih, dan terumbu karang 1,7 Ha. Keadaan alamnya masih sangat natural, dan memiliki keaneka ragaman hayati dan ekosistimnya yang cukup tinggi, daratan indah yang seakan mengapung sendiri di tengah laut, dengan pasir putih dan warna air laut yang jernih membuat mata pengunjung terpukau akan keindahannya. Keindahan pulau ini juga cukup manakjubkan ketika air sedang surut.

Daratan baru yang awalnya merupakan perairan dangkal perlahan mulai terlihat dan berubah menjadi pasir-pasir yang berbentuk daratan. Pemerintah telah menetapkan Pulau Pombo sebagai Cagar Budaya Alam yang harus dilindungi tetapi kemudian telah berubah fungsi sebagai Cagar Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. 998 Tahun 2022. Dengan demikian membuka ruang bagi investor untuk berinvestasi dalam rangka Pengembangan Pulau Pombo sebagai Destinasi Wisata

Pulau Nailaka bisa dikatakan sebagai surga tersembunyi yang berada di sisi Utara Pulau Rhun di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Pulau yang tak berpenghuni ini belum populer di kalangan wisatawan membuat pulau ini tidak banyak dikunjungi sehingga masih sangat terjaga keasriannya, namun pulau ini mempunyai nilai eksotik, yang cocok untuk tempat snorkeling karena memiliki pantai dengan air lautnya jernih, dan berbagai jenis ikan hias serta pasir putihnya yang sangat lembut, maupun melihat pemandangan matahari terbit dan terbenam. Dan uniknya lagi pada saat air laut surut pengunjung bisa menikmati sensasi berjalan di atas pasir putih yang menghubungkan Pulau Rhun dengan Pulau Nailaka. Pulau Nailaka ini mempunyai potensi besar untuk berinvestasi.

Benteng Belgica dibangun pada tahun 1611 dibawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Bolth. Ia ditugaskan untuk membangun monopoli perdagangan oleh Belanda. Benteng ini menjadi markas militer Belanda hingga tahun 1860.

Wisata gunung sangat digemari oleh kalangan tua maupun muda karena jauh dari hiruk pikuk penduduk. Bagi Pengunjung yang senang hiking, cobalah mendaki ke puncak Gunung Binaia. Namun jika wisatawan tidak pandai mendaki, mereka bisa menikmati liburan di daerah yang lebih rendah. Gunung Binaia belum memiliki warung makan, sehingga wisatawan harus membawa sendiri dari rumah. Sebuah sungai mengalir di dasar gunung. Sungai yang jernih sering digunakan untuk mengisi air minum saat trekking ke puncak.

Pulau Molana adalah sebuah pulau kecil di wilayah Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Pulau ini merupakan gugusan karang yang mencuat ke permukaan laut dan menjadi daratan. Pulau Molana memiliki pasir putih yang sehalus tepung terigu sepanjang 1,5 km. Perairannya juga memiliki keindahan bawah laut berupa karang laut dan biota laut, selain itu terdapat binatang endemik khas pulau tersebut yaitu biawak. Pulau Molana juga masih memiliki pepohonan yang tinggi dengan dihiasi anekaragam tanaman bakau. Pulau ini berbatasan dengan Pulau Ambon di sebelah Barat, dengan Pulau Haruku dan Saparua di sebelah Utara dan Pulau Nusa Laut di sebelah Tenggara.

Tradisi ini sudah menjadi tradisi turun temurun sejak tahun 1646, yang dilaksanakan setiap tujuh hari setelah Lebaran. Dalam bahasa daerah Morella, masyarakat menyebutnya ‘Palasa’ atau ‘Baku Pukul Manyapu’ yang artinya saling memukul dengan sapu lidi. Pada pelaksanaannya, para peserta yang merupakan pemuda Morella dibagi dalam dua kelompok atau regu. Tiap regunya berjumlah minimal 10 orang dengan memakai celana pendek, bertelanjang dada, serta memakai pengikat kepala merah atau biasa disebut dengan “kain berang”.

Sebelum para pemuda ini masuk arena pukul sapu, mereka menjalani ritual adat di baileo (rumah adat) oleh tua-tua adat.